Perbedaan dan Persamaan Jenis Buku

Pendahuluan 
 
Jenis-jenis buku yang akan dijelaskan pada pembahasan ini adalah buku teks, buku pengayaan, buku panduan guru dan buku referensi. Buku teks ialah buku acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan dasar dan menengah atau behkan perguruan tinggi yang didalamnya memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan kepribadian, kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku Pengayaan ialah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.Buku panduan guru ialah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik. Buku referensi ialah buku isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.
 
Perbedaan dan Persamaan 
 
perbedaan dan persamaan isi buku-buku ini terdapat pada sistematika penyusunan buku
– Pada buku teks sistematika penyusunannya terdapat bagian awal yang berisi judul dan daftar isi, bagian isi terdapat pokok  bahasan yang terdapat pada kurikulum, dan yang terakhir terdapat bagian akhir yang berisi daftar kata, glosarium, dan daftar pustaka.
– Pada buku referensi   sistematika penyusunannya terdapat bagian awal yang berisi judul namun tidak memiliki daftar isi, pada bagian isi penyusunannya berdasarkan bab arti kata yang dijelaskan, dan pada bagian akhir terdapat daftar pustaka.
– Pada buku pedoman sistematika penyusunannya  terdapat bagian awal yang  memiliki judul namun tidak memiliki daftar isi, pada bagian isi penyusunan urutan bab berdasarkan disiplin ilmu yang disesuaikan, dan pada bagian akhir tidak menggunakan daftar pustakan dan lainnya.
– Pada buku pengayaan sistematika penyusunannya terdapat bagian awal yang memiliki judul dan daftar isi, pada bagian isi penyusunannya memiliki pokok bahasan yang telah ditentukan, dan pada bagian akhir terdapat daftar pustaka.
 
Kesimpulan 
 
Perbedaan yang terdapat pada sistematika penulisan keempat buku tersebut ialah pada buku teks dan pada buku pengayaan terdapat bagian awal yang memiliki daftar pustaka seddangkan pada buku pedoman dan buku referensi tidak terdapat daftar isi pada bagian awal  sistematika penyusunan buku. Pada masing-masing buku yang telah dijelaskan penyusunan bagian isi tidak ada yang sama. Persamaan yang terdapat pada keempat buku tersebut sistematika penyusunan buku memiliki bagian yang sama yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir pada hampir dikeempat bagian buku yang telah dijelaskan terdapat daftar pustaka atau glosarium.     
 
 
ditulis oleh :
 
Esya wahyunie
Rr indah dariah
Sri astuti

Penulisan Buku Teks Pelajaran

Buku merupakan kumpulan lembaran kertas yang berisikan pesan, informasi yang disusuan secara sistematis dan diberi cover.  Menurut Unesco sebuah buku harus memiliki jumlah minimal 48 halaman. Buku dapat dikelompokkan berdasarkan isi, sasaran, tampilan dan peruntukannya. Yang pertama berdasaarkan isi buku dibedakan menjadi buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan imajinasi penulis dan tidak berisi kebenaran faktual, sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang mengandung informasi faktual. Yang kedua berdasarkan sasarannya buku dapat dikatagorikan kedalam buku anak, buku remaja, buku dewasa. Yang ketiga berdasarkan tampilan fisik buku dapat dikatagorikan sebagai buku teks, buku bergambar dan buku gambar. Dan yang keempat buku dapat dikelompokkan menurut peruntukannya dilihat dari kepentingan pendidikan. Berdasarkan katagorisasi buku yang sudah diuraikan buku pelajaran merupakan buku nonfiksi yang sasaran pembacanya adalah siswa dan  dilihat dari tampilan fisiknya buku pelajaran merupakan buku teks dan buku bergambar, sedangkan dari peruntukannya buku teks pelajaran termasuk buku pelajaran.

Buku teks pelajaran merupakan buku acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran. Lalu siapakah yang menulis buku teks pelajaran? Pada umumnya yang menulis buku teks pelajaran adalah orang-orang yang peduli dalam dunia pendidikan, misalnya guru dan dosen, namun tidak semua guru atau dosen memiliki keinginan untuk menulis buku teks pelajaran. Mengapa demikian? Apakah guru atau dosen kurang percaya diri dalam menulis buku? Padahal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional telah memberikan acuan dalam penulisan buku teks yang telah diatur menurut BSNP tahun 2006. BSNP di bentuk untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

Dalam menulis sebuah buku teks pelajaran harus memperhatikan hal-hal seperti prinsip-prinsip penulisan buku teks, penggunaan bahasa, sistematika penulisan, dan lainnya. Di bawah ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan buku teks pelajaran :

a)      Dalam membuat buku teks pelajaran prasyarat yang perlu diperhatikan dalam isi agar buku menjadi informasi yang utuh ialah :

  • Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
  • Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
  • Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Sesuai dengan jenjang dan sasaran
  • Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip dan teori
  • Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara

b)      Prasyarat yang harus diperhatikan dalam penyajian buku teks ialah :

  • Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
  • Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
  • Memiliki daya ransangan bagi pembaca
  • Mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

c)       Prasyarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa pada penulisan buku teks pelajaran ialah :

  • Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan sasaran pembaca
  • Menggunakan istilah, kosakata, indeks, dan simbol yang mempermudah pemahaman

d)      Dalam penggunaan ilustrasi pada buku teks pelajaran juga terdapat ilustrasi yang tertera didalamnya, yaitu:

  • Relevan dengan konsep dan prinsip
  • Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
  • Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
  • Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

e)      Dalam pengetikan pada buku teks pelajaran harus diperhatikan juga yaitu:

  • Jenis dan ukuran huruf
  • modus huruf
  • spasi
  • table dan gambar

Dalam sistematika penulisan buku teks pada umumnya buku memiliki 3 bagian yang mencakup didalamnya :

a)      Bagian awal buku :

  • Halaman Cover : Berisi judul, pengarang, gambar sampul, nama departemen, tahun terbit.
  • Halaman Judul : Judul, pengarang, gambar sampul, tahun, terbit, nama departemen.
  • Daftar isi : judul bab, sub bab, dan nomer halaman
  • Daftar lainnya : daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran
  • Penjelasan tujuan buku
  • Petunjuk penggunaan buku
  • Petunjuk pengerjaan soal

b)      Bagian isi buku :

  • Judul bab atau topik isi bahasan
  • Uraian singkat isi pokok bahasan
  • Penjelasan tujuan bab
  • Uraian isi pelajaran
  • Penjelasan teori
  • Sajian Contoh
  • Ringkasan isi buku
  • Soal Latihan

c)       Bagian penunjang/penutup

  • DaftarPustaka
  • Glosarium
  • Indeks / kepustakaan
  • Lampiran-lampiran

Untuk melakukan penulisan buku teks pelajaran, ada beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman  penulisan antara lain.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

  1. Berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
  2. Judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
  3. Tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
  4. Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
  5. Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
  6. Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten

Hal hal yang tidak boleh dilakukan :

  1. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab
  2. Tidak boleh memotong table atau gambar
  3. Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
  4. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
  5. Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
  6. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
  7. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
  8. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir.

Acuan ini kami tulis (saya, Indah Dariah dan Sri Astuti) berdasarkan sumber-sumber yang telah kita rangkum. Kami mengambil dari lima sumber artikel. Masing-masing artikel memiliki kekurangan dan kelebihan yang jika disatukan artikel itu akan saling melengkapi. perbedaan yang kami temui pada tiap artikel sebagai berikut :

Pada artikel pertama “pembuatan buku teks pelajaran” ditulis oleh agus suryanto. Artikel ini berisi mengenai buku teks  prinsip-prinsip pembuatan buku teks, perbedaan buku teks pelajaran dan modul. Menentukan pembuatan buku teks pelajaran, bagian-bagian buku teks pelajaran, sistemmatika penulisan, pengetikan naskah, penggunaan bahasa indonesia yang baik, ilustrasi, petunjuk teknis.  Pada bagian-bagian buku teks pelajaran terdiri dari 3 bagian, pada bagian awal ada : halaman cover, halaman judul, daftar isi, daftar lain (gambar tabel lampiran). bagian isi : berisi bab-bab, dari tiap bab berisi sub bab dan pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan. Bagian akhir: lampiran, glosarium, kepustakaan, indeks. Dalam penuisan sitematika penulisan : penggunaan bahasa dalam penulisan buku teks, (jenis font, ukuran font, spasi, tabel dan gambar), ilustrasi (tata letak, typo grafi) petunjuk penulisan disini penulis memberi tahukan hal-hal yang boleh & tidak bo leh dilakukan.

Pada artikel ke dua “menulis buku pelajaran ?” sholahuddin. Artikel ini berisi mengenai penulisan buku teks pelajaran bahasa. Landasan penyusunan buku bahasa. Lebih banyak pada penggunaan bahasa yang digunakan, pemilihan materi. Terfokus pada buku teks pelajaran bahasa.

Artkel ke tiga “pedoman penulisan buku” Rastra permana. Artikel ini berisi kaidah penulisan buku pelajaran (cakupan isi sesuai dengan kurikulum, urutan sajian sesuai dengan waktu yang ditentukan kurikulum, tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan dikurikulum, teknik penulisan (menggunakan bahasa indonesia yang baku, menggunnakan kalimat efektif, menggunakan huruf yang standar dilengkapi contoh), kerangka penulisan (tujuan pembelajaran umum-khusus, latihan, uraian materi, ringkasan rangkuman, sumber buku) terdapat bagian-bagian buku (pendahuluan, isi, penunjang), dalam bagian pendahulan dijelaskan tujuan buku pelajaran, petunjuk penggunaan buku, petunjuk  pengerjaan soal. Pada bagian isi terdapat uruaian singkat isi pokok bahasan, penjelasan tujuan bab, uraian isi pelajaran penjelasan teori, kajian contoh ringkasan isi buku, soal latihan, kunci jawaban. Pada bagian penunjang terdapat daftar pustaka dan lampiran. klasifikasi buku.

Artikel ke empat “dimensi-dimensi kontekstual didalam penulisan buku teks pelajaran bahasa indonesia” maman suryaman. Artikel ini berisi pengertian buku teks, hubungan buku teks dan kurikulum, pembelajaran dan buku teks pelajaran, dimensi-dimensi kontekstual, pendekatan kontekstual dalam buku teks pelajaran. Manfaat dari buku teks pelajaran yang disusun, memiliki landasan sudut pandang yang jelas, berisi materi yang memadai, buku teks pelajaran harus sistematis, buku teks berisi materi yang disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi siswa, harus berisi materi yang dapat memecahkan masalah belajar, dalam buku teks pelajaran harus ada evaluasi untuk mengetahui kompetensi yang telah dicapai. Buku teks pelajaran harus disusun sesuai dengan kurikulum yang ada.

Artikel ke lima “Menulis buku teks” Sawali. Artikel ini berisi aspek-aspek pada buku pelajaran, aspek penyajian materi, aspek bahasa dan keterbacaan.

Selain dari kelima artikel diatas, kami melakukan wawancara dengan seorang penulis buku teks sebagai nara sumber. Beliau adalah Bapak Cecep Kustandi M.Pd, beliau adalah salah satu dosen di Teknologi Pendidikan – UNJ.

Menurut penulis, menulis buku adalah hal yang menyenangkan, meskipun penulis beranggapan bahwa menyusun buku itu susah-susah gampang, yang penting punya kemauan dalam menulis. Awal mula penulis terjun dalam dunia penulisan dimulai dari seringnya tugas-tugas kuliah yang mengharuskan membuat makalah. Setelah lulus kuliah penulis turut serta dalam program pelatihan dari Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penulis modul sebagai bahan ajar diklat. Selain menjadi menulis modul, penulis juga membuat petunjuk pelaksanaan program pelatihan  dan petunjuk teknis kegiatan pelatihan. Bermula dari sini lah penulis berkeinginan untuk menulis buku. Buku yang sudah diterbitkan adalah buku “Media Pembelajaran Manual dan Digital” dan buku “Pembelajaran Efektif”

Buku ini disusun oleh dua penulis yaitu Bapak Cecep Kustandi M.Pd dan Bapak Bambang Sutjipto M.Pd. Buku ini disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa Teknologi Pendidikan untuk mata kuliah Pengembangan Media Proyeksi Diam. Buku ini berisi tentang fungsi dan peran media pembelajaran, pengelompokan media, kelompok media sederhana, ragam media pembelajaran lain, pemilihan dan penggunaan media, pengembangan media pembelajaran, perencanaan pembelajaran menggunakan media, dan evaluasi media pembelajaran.

Hal yang diperhatikan oleh penulis dalam menyusun buku teks ini adalah, adanya kurikulum untuk materi yang akan dibukukan. pengumpulan materi, biasanya penulis mengumpulkan materi bahan makalah-makalah atau modul yang pernah ia tulis, serta buku bacaan lainnya yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, atau bahakan penulis mencari bahan materi dari internet. Pada buku Media Pembelajaran Manual dan Digital memiliki tiga bagian, pembuka, isi dan penutup. Terdapat kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi, daftar pustaka dan tentang penulis. penulis juga mengacu pada BSNP yang sudah ditetapkan. Penggunaan bahasa yang digunakan penulis disesuaikan dengan sasaran, yaitu mahasiswa. Tujuan ditulisnya buku ini adalah sebagai buku bacaan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran khususnya dilingkungan Teknologi Pendidikan. Penulis berpendapat bahwa sebagai seorang pendidik penulis tergerak untuk menuangkan dan berbagi pemikirannya melalui tulisan, dan sudah menjadi kewajiban seorang pendidik untuk membagi informasi. Penulisan buku ini merupakan buku murni artinya dibuat berdasarkan tanpa penelitian.

Kesimpulan 

Buku teks pelajaran merupakan buku bacaan wajib yang dimiliki oleh seorang pemelajar, Buku teks dibuat berdasarkan kebutuhan dan tingkatan jenjang pendidikannya. Dalam menulis buku teks pelajaran harus mengikuti acuan dan standar yang telah ditetapkan. Kami berpendapat bahwa dalam menulis buku teks pelajaran yang harus diperhatikan paling utama adalah Kurikulum. Kurikulum disini sudah menyangkut materi dan isi materi, dalam kurikulum juga sudah disebutkan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai oleh pembaca. Kemudian penggunaan bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi, jika penulis menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh pembaca pasti informasi yang disampaikan dalam buku tersebut tidak akan sampai, maka dari itu penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan karakteristik pembaca yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan, sosial, budaya dan lainnya, hal ini dilakukan agar terjadi persamaan persepsi dalam penerimaan informasi yang disampaikan oleh penulis. Yang terakhir adalah sistematika penulisan, dalam menulis buku harus mengikuti standar yang sudah diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui BSNP. Gunanya, agar penulis dapat mengembangkan buku teks sesuai dengan tujuan, manfaat dan sasaran pembaca serta meningkatkan mutu khususnya dalam bidang pendidikan.

Sumber :

Penulisan Buku Teks Pelajaran : Prof.DR. B.P. Sitepu, M.A

Computer Based Learning

Pendahuluan

Istilah Computer based learning (CBL) atau belajar berbasis computer sudah tidak asing lagi bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1980an dilakukan penelitian pada computer, awalnya computer digunakan untuk menghitung yang membutuhkan program. Pemanfaatan atau penggunaan media computer sebagai media pembelajaran tentunya menarik. Untuk melihat seberapa efektivitas penggunaan media computer. Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai pembanding dengan penelitian yang lebih baru sehingga akan dapat diketahui media pembelajaran berbasis komputer seperti apa yang akan efektif dalam pembelajaran.

Pada penelitian awal, penggunaan komputer pada sekolah-sekolah meniru kesalahan dari perbandingan penelitian media sebelumnya (Clark,1985). Komputer merupakan fokus dalam penelitian ini. Komputer sering disebutkan sebagai variabel mandiri yang diasumsikan bahwa komputer memliki pengaruh pada proses belajar. Selain sebagai variabel independen komputer juga disebut sebagai variabel terikat meliputi hasil tes untuk nilai standar. Komputer juga dimanfaatkan sebagai pemecahan masalah dan keterampilan metakognitif siswa. Dalam pemanfaatan komputer terdapat masalah yang sama dengan media lain yaitu dalam hal mendisain.

Namun apakah CBL itu sendiri? Bagaimana penggunaannya dalam proses belajar? Apa saja istilah yang ada dalam CBL? Apa saja kelemahan-kelemahan dimiliki CBL? Dalam penulisan ini, penulis akan mencoba merangkumkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan diatas dengan tujuan pembaca dapat memahami mengenai CBL serta penggunaannya dalam proses belajar.

Pembahasan

           Ada beberapa istilah yang digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer. Fokus dalam penelitian ini adalah CBL (Computer Based Lerning), dimana hal ini penting untuk mengkatagorikan penggunaan komputer dalam belajar. Istilah-istilah penggunaan computer untuk bidang pendidikan yaitu :

a)      CAI : Computer Assisted Instruction

b)      CBL : Computer Based Learning

c)      CBE : Computer Based Education

d)      CAL : Computer Assisted Learning

e)      CBI : Computer Based Instruction

Lalu, apa persamaan dan perbedaan pada tiap istilah tersebut?

Persamaan yang dimiliki dari 5 istilah tersebut adalah sama-sama menggunakan komputer dalam pelaksanaan pembelajarannya. Sedangkan perbedaan dari 5 istilah tersebut terletak pada proses pelaksanaanya, dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. CAI (Computer Assisted Learning) : Komputer yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang di rancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
  2. CBL (Computer Based Learning) : Pembelajaran yang keseluruhannya menggunakan komputer.
  3. CBE (Computer Based Education) : Pembelajaran menggunakan komputer yang secara umum dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi-informasi pendidikan, dan tidak ada evaluasi dalam penggunaanya.
  4. CAL (Computer Assisted Learning) : Komputer yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, namun tidak semua bahan pembelajaran bergantung pada komputer.
  5. CBI (Computer Based Instruction) : Komputer sebagai media utama dalam pembelajaran yang pembelajaranya di rancang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut saya, istilah yang tepat dalam pemanfaatan komputer dalam belajar adalah Computer Based Learning (CBL). Sebab istilah learning yang digunakan memiliki makna secara keseluruhan dalam proses pembelajaran. Sedangkan istilah instruction diartikan untuk keperluan belajar tertentu yang lebih spesifik. Yang memiliki perencanaan, tujuan, dan adanya evaluasi serta pengawasan. Sedangkan Education, diartikan untuk belajar secara umum yang tidak ada evaluasi atau pengawasan, namun dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Istilah based dipakai sebagai acuan utama atau acuan pokok dalam pembelajaran. Istilah assisted dipakai sebagai alat bantu pada proses pembelajaran.

Dalam setiap penelitian pasti memiliki tahapan-tahapan tertentu. Dalam penelitian CBL tahapannya meliputi :

  • Mengkatagorikan kegunaan CBL
  • Meninjau ulang hasil penelitian
  • Memiliki area yang khusus untuk penelitian
  • Gambaran penelitian
  • Mendesain untuk CBL

Sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap CBL. Adapun masalah dan hasil penelitian yang dibahas oleh para peneliti terdahulu antara lain :

  1. Becker dalam hasil penelitian mengemukakakn bahwa peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh hardware dan software yang terdapat di sekolah
  2. Chen mengemukakan terjadi masalah yang terjadi pada perbedaan gander dalam penggunaan komputer. Laki-laki lebih cenderung lebih mudah untuk mengerti dan lebih percaya diri dalam penggunaan komputer.
  3. Kulik mengemukakan dalam penelitiannya mengenai bagaimana pengaruh CBL dalam proses pembelajaran terhadap mahasiswa di universitas. Dan hasil penelitiannya adalah penggunaan komputer meningkatkan hasil ujian.
  4. Robyler menemukan bahwa menggunakan komputer dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan berdampak positif. Data pada jenis komputer tertentu lebih sulit untuk dianalisa karena adanya hubungan mereka dengan materi pelajaran tertentu.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian CBL yang sudah pernah dilakukan bahwa komputer sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Meskipun salah satu peneliti menyebutkan bahwa perbedaan gender sempat menjadi permasalahan dalam penggunaan komputer. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan agar memberikan kontribusi lebih baik untuk memperbaiki penelitian yang terdahulu karena penggunaan komputer dalam pembelajaran sudah semakin berkembang.

Referensi:
Simonson, Michael. 2003. e-book: Educational Technology Review of the field. North Miami Beach, FL: Nova Southeastern University

Pemanfaatan facebook sebagai media diskusi untuk mata kuliah KSHP

Pendahuluan

Media sosial adalah  sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi yang meiputi, jejaring sosial, blog dan lain-lain. Jejaring sosial seperti facebook atau twitter merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dilihat dari perkembanganya media juga dilakukan dalam pendidikan. Memanfaatkan media sosial seperti facebook sebagai media pembelajaran karena facebook merupakan jejaring sosial yang cukup menarik perhatian masyarakat. Facebook mampu menjadi salah satu media sosial yang dipergunakan sebagai media pembelajaran, ketersediaan beberapa aplikasi dalam facebook mampu memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Memiliki grup untuk berdiskusi, memiliki future chat untuk berdiskusi secara langsung.

Dalam perkuliahan KSHP kelas non-reguler jurusan teknologi pendidikan semester 096 yang menggunakan facebook sebagai media pembelajaran. Perkuliahan KSHP menggunakan facebook sebagai media diskusi diluar kelas. Pendekatan belajar seperti ini dilakukan agar mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini terlihat lebih aktif dibandingkan belajar di dalam kelas. Untuk melihat respon mahasiswa yang aktif dalam menggunakan forum diskusi di facebook, dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui berapa banyak mahasiswa yang mengikuti secara aktif dalam diskusi.

Hal yang perlu diteliti dalam penggunaan facebook sebagai media diskusi diluar kelas adalah “Bagaimana respon mahasiswa dengan pemanfaatan media facebook sebagai sarana diskusi untuk mata kuliah KSHP Non-reguler semester 096 ? “ Pertanyaan ini berangkat dari masalah penggunaan facebook dalam perkuliahan KSHP Non-Reguler.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey langusung kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah KSHP, dengan melihat respon mahasiswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen pengampu.

Hasil

Data Tabulasi Mahasiswa yang mengikuti diskusi di grup FB untuk Mata Kuliah KSHP

1.      Tabulasi jumlah mahasiswa yang menjawab pertanyaan dan yang bengong

a.      Data table

Data ini diperoleh dari jawaban mahasiswa yang menjawab merespon pertanyaan yang diberikan oleh Prof. Sitepu.

Katagori Jawaban

Jumlah yang menjawab

Yang Menjawab

29 Mahasiswa

Yang Tidak Menjawab (bengong)

10 Mahasiswa

b.      Grafik Batang

c.       Grafik  Bulat tiga dimensi

Dalam forum diskusi FB untuk matakuliah KSHP terdapat 40 Anggota yang tergabung dalam grup tersebut. Hanya ada 29 orang yang menjawab, dan sisanya sebanyak 10 orang tidak menjawab. 

2.      Katagorisasi atau klasifikasi jawaban menurut isi dan jumlah yang menjawab.

Dari pertanyaan yang diberikan oleh Prof. Sitepu  “KSHP di FB hanya ngeganggu, ngerepotin, nyebelin, kagak mutu, dan membosankan. Emangnya kagak ada kerjaan lain? Sebaiknya stop saja!” Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan tersebut? Katakan sejujurnya.” Setuju atau Tidak Setuju?

a)      Grafik Tabel

Katagori Jawaban

Jumlah yang menjawab

Setuju

0 Orang

Tidak Setuju

29 Orang

Tidak merespon

10 Orang

b)      Grafik Batang

 

c)      Grafik bulat tiga dimensi

 

Dari data diatas sebanyak 29 orang yang meberikan respon dan 10 orang sisanya tidak memberikan respon. 29 orang memberikan jawaban tidak setuju jika forum diskusi di FB ditutup karena menurut pendapat mahasiswa forum diskusi ini bermanfaat.

3.      Katagorisasi / klasifikasi saran menurut isi dan jumlah frekuensinya.

a)      Table

Saran

Jumlah

Mendapat Feedback

10 Orang

Sharing Pengetahuan

6 Orang

Menyenangkan

5 Orang

Lain-lain

8 orang

Tidak merespon

10    rang

b)      Grafik Batang

c)      Grafik Lingkaran

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 40 member yang tergabung dalam forum diskusi facebook kelas KSHP Non-Reguler, minus 1 member karena member 1 tersebut adalah dosen pengampu, jadi jumlah member atau mahasiswa yang tergabung dalam forum diskusi facebook kelas KSHP Non-reguler terdapat 39 mahasiswa. Dari jumlah responden diatas sudah dapat dilihat berapa banyak mahasiswa yang merespon pada setiap pertanyaan yang di ajukan dalam diskusi.

            Pada pertanyaan pertama mengenai respon yang diberikan mahasiswa pada setiap pertanyaan yang diberikan, hamper seluruh mahasiswa merespon dengan setiap orangnya memiliki frekuensi yang berbeda-beda dalam merespon setiap pertanyaan yang diberikan. Sebanyak 74.36% atau sebanyak 29 mahasiswa yang member respon terhadap pertanyaan. Dan sisa nya diam (tidak memberi respon). Pada pertanyaan kedua mengenai ketidak setujuan dengan adanya facebook sebagai sarana diskusi untuk mata kuliah KSHP kelas Non-Reguler direspon cukup baik dengan presentase 74.36% tidak setuju apabila forum diskusi ini dihentikan / ditutup, dan sisanya tidak memberikan jawaban.

            Untuk katagorisasi berupa saran-saran yang diberikan mahasiswa, secara garis besar terdapat 5 katagori, diantaranya : feedback, sharing, menyenangkan, lain-lain dan tidak merespon pertanyaan. Presentase mahasiswa yang memberi saran dengan alasan mendapat feedback secara langsung sama hasilnya dengan jumlah mahasiswa yang tidak member respon terhadap pertanyaan ini, yaitu sebanyak 25.64% atau sebanyak 10 mahasiswa. Sebanyak 15.38% atau sebanyak 6 mahasiswa yang memberikan penggunaan facebook sebagai tempat untuk sharing pengetahuan. Sebanyak 12.82% atau 5 mahasiswa member respon bahwa penggunaan facebook sebagai media pembelajaran adalah hal yang menyenangkan. Dan sisa 20.51% atau 8 mahasiswa memiliki saran yang berbeda-beda.  Penggunaan forum diskusi dengan facebook ini mengalami beberapa kendala seperti diantaranya, keterbatasan fasilitas internet, untuk bisa mengakses forum diskusi.

  Kesimpulan

                  Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan forum diskusi pada facebook untuk mata kuliah KSHP semester 096,  mahasiswa memberikan respon yang positif, serta berdampak pada berjalannya perkuliahan di dalam kelas. Terlebih lagi mahasiswa TP telah menerapkan salah satu prinsip TP 2004 mengenai facilitating learning. Dan dapat memanfaatkan media pembelajaran.